Minggu, 18 Juli 2021

Gadis Bisu Yang Ditenggelamkan ke Dasar Danau itu Bernama Grace

Bangkit kembali sebagai Naiad, sosok roh air tawar dalam mitologi Yunani

Grace the Naiad

Masih membahas game Identity V, kali ini Sil mau mengupas sosok hunter terbaru di game ini, yang bernama Grace the Naiad. Jujur aja, Sil bahkan belum bisa gocek Percy the Undead, dan sekarang sudah ada lagi hunter jenis baru. Haduh, hancur deh winning rate yang memang sudah hancur lebur…

Grace merupakan hunter dengan tingkat kesulitan level 2. Ia memiliki skill layaknya Michiko yang dapat melaju dengan kecepatan tinggi. Hal yang unik dari Grace adalah, ia memiliki watermark yang bila digunakan dengan tepat, dapat memperpendek jangkauan kabur para survivor.

Tapi meskipun menyebalkan, masa lalu Grace ternyata sangat tragis. Bahkan saat membaca latar belakangnya, Sil hampir-hampir menangis saking sedihnya. Saat menelusuri lebih dalam, Sil juga menemukan bahwa Naiad yang merupakan alias dari Grace di game ini, ternyata merupakan sosok Peri Air dalam mitologi Yunani. Hampir mirip dengan Mermaid, tapi enggak bisa dibilang mirip juga.

Yuk kita bahas siapa sebenarnya Grace, dan siapa sebenarnya Naiad.

 

Sang Dewi Yang Tenggelam di Dasar Danau

It surely is painful, Grace

Alkisah, terdapat sebuah desa nelayan nun jauh disana. Masyarakat desa tersebut hidup dari menjala ikan selama berpuluh-puluh tahun lamanya dan hidup dengan damai. Namun suatu saat, sebuah kutukan menimpa desa tersebut.

Tanpa alasan yang jelas, ikan-ikan disana mendadak terdampar dan mati. Tak hanya itu, para nelayan yang pergi menjala ikan pun tak dapat menemukan apapun, membuat mereka pulang dengan tangan hampa. Akibatnya, perekonomian desa tersebut hancur dan masyarakatnya hidup dalam kemiskinan.

Hal ini berlangsung selama beberapa waktu, hingga pada suatu hari, seseorang menemukan sebuah keranjang ikan mengapung diatas sungai. Ketika diperiksa, yang ada didalamnya ternyata adalah seorang bayi perempuan.

Sebuah keluarga memutuskan untuk mengadopsi bayi tersebut, dan menamainya Grace. Grace tumbuh menjadi seorang anak yang berparas cantik, namun tidak dapat berbicara. Hal ini membuat teman-teman sebayanya merasa enggan untuk bergaul dengannya.

Meski demikian, sebuah keanehan muncul semenjak kehadiran Grace di desa tersebut. Ikan-ikan yang awalnya entah kemana kini kembali muncul dengan melimpah.Para nelayan dapat kembali pulang dengan membawa banyak hasil tangkapan, dan nasib desa tersebut membaik dari waktu ke waktu.

Dengan semua keajaiban yang ada, masyarakat desa mulai percaya bahwa Grace telah menghapus kutukan yang menimpa desa tersebut. Berita pun menyebar dari mulut ke mulut, dan lama kelamaan, orang-orang mulai percaya bahwa Grace merupakan sesosok dewi yang dikirim dari surga. Bahkan, teman-teman Grace yang awalnya tidak menyukai Grace kini mulai ikut memujanya.

Semua keajaiban itu tidak berlangsung lama. Pada saat Grace beranjak dewasa, sebuah kutukan yang sama kembali menimpa desa tersebut. Ikan-ikan kembali terdampar dan mati, dan tak ada lagi hasil tangkapan sama sekali.

Dengan semua hal ini, Grace seharusnya mendapat pemujaan kembali. Namun nyatanya, kali ini masyarakat desa tersebut tidak lagi memuja Grace sebagai penyelamat mereka. Malahan, hal yang mengerikan justru terjadi pada Grace

Ia mulai dianggap telah menelantarkan para pemujanya. Seiring waktu, masyarakat pun beranggapan bahwa Grace merupakan dewi palsu, dan karena mereka telah memuja dewi palsu, maka dewa yang asli pun marah dan kembali menghukum mereka.

Demi meredakan amarah sang dewa asli, sebuah ritual persembahan harus dilakukan, dan mereka tentu membutuhkan korban jiwa untuk hal ini. Siapa lagi orang yang paling cocok untuk menjadi korban persembahan selain Grace?

Karena Grace tidak dapat berbicara, ia tidak dapat melakukan pembelaan apapun. Perasaannya hancur lebur tatkala para warga desa dengan sadis menusuk kakinya dengan tombak, kemudian mengikatnya pada sebuah jangkar yang berat, dan menenggelamkannya hidup-hidup ke dasar danau.

Sedih, marah, dan putus asa, Grace hanya dapat menelan itu semua sambil melihat wajah-wajah puas para warga desa dari dalam air. Seiring dengan tubuhnya yang tenggelam ke dasar danau, kesadaran Grace mulai menghilang, hingga ia pun meninggal di usianya yang masih 19 tahun.

Namun, di alam Manor, ia terlahir kembali dengan nama Naiad. Dengan dendam menyala pada masyarakat desa, ia akan menghabisi siapa saja yang terjebak disana.

 

Para Roh Air yang Terkenal Cantik Memikat

Dalam game Identity V, kita mungkin beranggapan bahwa Naiad hanya merupakan entitas tunggal berupa Grace seorang. Kenyataannya, Naiad merupakan nama sebuah familia atau kelas, sehingga kita tidak dapat mendefinisikan Naiad sebagai sebuah entitas tunggal. Agar lebih mudah, kita bisa membandingkan kelas Naiad (terdiri atas Undine, Nomia, Daphne, dan lain sebagainya) dengan kelas burung (terdiri atas elang, merpati, camar, dan lain sebagainya)

Nama Naiad sendiri berasal dari nama roh wanita dalam mitologi Yunani. Mereka merupakan anggota nimfa/nymph – roh wanita yang menjaga tempat tertentu – yang menjaga perairan tawar, seperti sungai, danau, dan bahkan sumur. Karenanya, Para Naiad tergolong makhluk air. Bila tubuhnya kering, ia akan sekarat dan mati, sama seperti layaknya mermaid atau putri duyung.

Pada zaman dahulu, Naiad seringkali dipuja oleh kelompok agama tertentu. Di wilayah Lerna (sebuah wilayah penuh rawa-rawa di Yunani Kuno) para remaja yang beranjak dewasa melakukan ritual persembahan kepada Naiad dengan memberi rupa-rupsa sesajen. Hewan kurban pun ditenggelamkan demi memuaskan para Naiad.

Naiad tergolong cantik namun juga mematikan. Literatur Yunani kuno menyebutkan bahwa Hylas, yang merupakan murid dari Hercules, tewas tenggelam akibat terperdaya oleh kecantikan para Naiad. Selain cantik, para Naiad pun tergolong pencemburu. Sebuah catatan Yunani kuno menyebut bahwa seorang penggembala kambing bernama Daphnis dibuat buta oleh Nomia, yang merupakan salah satu jenis Naiad, akibat berselingkuh berkali-kali darinya. 

Ilustrasi Hylas yang tenggelam akibat kecantikan para Naiad, dalam lukisan Hylas and The Nymphs (1896) karya John William Waterhouse

Selain cantik dan pencemburu, para Naiad juga ternyata sangat posesif. Ada sebuah kisah unik tentang ini. Suatu hari, putra dari Dewi Aphrodite dan Dewa Hermes yang bernama Hermaphroditus, sedang berpetualag dan menemukan sebuah kolam yang ternyata diisi oleh sejenis Naiad bernama Salmacis. Terperdaya akan ketampanan Hermaphroditus, Salmacis berusaha merayu sang putra dewa, meskipun ditolak olehnya. Saat Hermaphroditus mengira Salmacis sudah meninggalkan kolam, Hermaphroditus pun lantas membuka bajunya dan bermaksud mandi di kolam tersebut. Namun kala ia baru memasuki kolam, Salmacis muncul dari balik pohon dan langsung memeluk serta menciumi Hermaphroditus meskipun Hermaphroditus meronta-ronta. Salmacis kemudian berdoa pada dewa agar mereka tetap bersama dan tidak terpisahkan. Permintaan tersebut dikabulkan oleh para dewa, yang membuat tubuh mereka berdua menyatu untuk selamanya. Penyatuan pria dan wanita, Hermaphroditus, Hermaphrodite, dari sinilah kata ini berasal.

Meski berasal dari mitologi Yunani, cerita-cerita tentang roh air tawar ternyata menyebar hampir di seluruh penjuru Eropa, bahkan di negara-negara Celtic seperti Irlandia, Inggris, dan Perancis. Beberapa jenis Naiad menjadi cukup terkenal saat digunakan dalam kosakata modern, seperti Memphis yang merupakan nama kota di Tenesee, Amerika Serikat (yang juga merupakan nama kota di Mesir Kuno), dan Daphne yang merupakan karakter wanita cantik dalam serial kartun Scooby-Doo. Bahkan di Antartika, sebuah danau dinamakan dari para Naiad, bernama Naiad Lake.

CMIIW as always ^^

 

Sumber : identity V fandomwikipediagreekmythology.com

Sabtu, 17 Juli 2021

Amelia Dyer, Sosok Pembunuh Berantai yang Menginspirasi Karakter Emily Dyer

Karakter Favorit Identity V yang Berasal Dari Seorang Pembunuh Abad 19

 

 

Sil lagi seneng banget sama salah satu game android besutan NetEase, yang berjudul Identity V. Dalam game tersebut, kita akan mengendalikan satu dari empat survivor yang ditempatkan dalam sebuah arena berisi seorang pemburu jahat - yang juga dikendalikan pemain lain. Tujuan dari game ini pun sangat jelas : survivor harus melarikan diri keluar arena sebelum ditangkap oleh sang pemburu.

Ada beberapa jenis survivor yang dapat kita mainkan. Mulai dari koboi, penerawang, dokter, dan lain sebagainya. Diantara semua jenis survivor yang ada, Sil cukup suka dengan dokter. Karakter sang dokter ini bernama Emily Dyer, yang setelah Sil cari tahu lebih dalam, Sil cukup shock dengan kenyataan bahwa karakter dokter ini dibuat berdasarkan sesosok pembunuh berantai bernama Amelia Dyer. Hal yang boleh dibilang ironis karena Emily Dyer dalam game ini berfungsi sebagai healer bagi anggota tim lainnya.

Lantas, siapakah sebenarnya Amelia Dyer?

 

Jasa Peternakan Bayi

Untuk mengetahui siapa Amelia Dyer, kita perlu tahu terlebih dahulu tentang jasa peternakan bayi (Baby Farming). Jasa peternakan bayi merupakan jasa yang disediakan oleh seseorang untuk merawat bayi-bayi – yang biasanya merupakan hasil hubungan diluar nikah – sampai mereka menemukan orang tua asuh yang mau merawatnya, atau, pada kasus yang langka, hingga orang tua kandung mereka memiliki kondisi ekonomi yang stabil dan mau merawat anaknya kembali. Pada tahun 1800an, jasa tersebut merupakan hal legal dan sangatlah populer di Inggris Raya, dimana salah satu penyebabnya adalah karena banyaknya kasus kehamilan diluar nikah. Tidak seperti sekarang, dimana kumpul kebo dan anak diluar nikah merupakan hal biasa di negara barat sana, memiliki anak diluar nikah pada zaman dahulu merupakan aib yang luar biasa di masyarakat.

Salah satu dari penjual jasa tersebut adalah Amelia Elizabeth Dyer. Ia lahir pada tahun 1838 dari seorang pembuat sepatu di Bristol, Inggris. Bungsu dari lima bersaudara, Amelia sebenarnya tumbuh sebagai anak yang baik dan memiliki ketertarikan kepada puisi. Meski demikian, kondisi emosionalnya cukup terganggu akibat kekerasan yang dilakukan ibunya, yang diketahui mengalami gangguan mental. Para ahli berpendapat bahwa kekerasan mental ini nantinya berpengaruh pada kondisi psikopatik Amelia.

 

Amelia Dyer. Sosok yang menginspirasi karakter Emily Dyer
 

Pada tahun 1861, Amelia yang kala itu berusia 24 tahun menikah dengan seseorang yang umurnya terpaut jauh dengannya. George Thomas berusia 59 tahun saat menikahi Amelia, dan keduanya memalsukan umur agar dapat diterima secara sah sebagai pasangan. Setelah menikah, Amelia mulai belajar tentang keperawatan. Pada masa ini, ia bertemu dengan seorang bidan bernama Ellen Dane, dan dari sinilah catatan kriminal Amelia berasal.

Ellen Dane mengajari Amelia tentang bagaimana mencari uang secara cepat sebagai perawat, yaitu dengan melakukan jasa peternakan bayi. Dengan imbalan sejumlah uang, Amelia akan menggunakan rumahnya  sendiri untuk menampung wanita yang hamil diluar nikah, merawat dan membantunya hingga orang tersebut melahirkan. Bayi yang tidak diinginkan oleh sang ibu kemudian akan “dipanen” oleh Amelia, dirawat sebagai anak sendiri, sebelum diadopsi oleh keluarga lain yang menyayanginya.

Lantas, bagaimana bila tak ada yang mau mengadopsi sang bayi?

Jawabannya mudah. Bunuh saja bayi tersebut.

 

Catatan Kriminal

Banyak dari para peternak bayi yang tak mau ambil pusing dengan bayi-bayi yang memang tak diinginkan oleh orang tuanya, sehingga mereka membiarkan bayi-bayi tersebut mati kelaparan. Adapun beberapa bayi yang rewel akan dibius oleh alkohol atau opium hingga terdiam dan mati lemas.

Berkat pertemuannya dengan Ellen Dane, Amelia pun menjadi amat tertarik untuk menghasilkan uang dari bisnis ini. Terlebih, suaminya meninggal pada tahun 1869, membuat Amelia membutuhkan uang lebih sebagai orang tua tunggal.

Amelia memasarkan jasa persalinan yang lengkap dengan jasa merawat dan mengadopsi sang bayi yang baru lahir. Ia selalu menyebut dirinya sebagai orang yang penyayang dan bertanggung jawab kepada kliennya, dan akan menyediakan kebahagiaan bagi sang anak kelak. Nyatanya, Amelia membiarkan bayi-bayi tersebut hingga tewas kelaparan. Bahkan dalam beberapa waktu setelahnya, alih-alih merawat bayi-bayi tersebut untuk beberapa waktu sebelum tewas, Amelia dengan tangan dingin membunuh para bayi yang baru dititipkan padanya. Hal ini dilakukan agar uang yang ia dapat dari sang klien bisa langsung ia nikmati tanpa kehilangan sepeserpun.

Awalnya tak ada yang menaruh curiga pada Amelia. Sebab, pada pertengahan tahun 1800an, angka kematian bayi di Inggris memang terbilang tinggi. Meski demikian, tindakan kriminal Amelia mulai terendus pada tahun 1879, tatkala seorang dokter mencurigai akan banyaknya sertifikat kematian yang harus dikeluarkan untuk Peternakan Bayi Nyonya Dyer. Ia pun akhirnya ditangkap untuk diadili. Namun, alih-alih dihukum berat atas kasus pembunuhan, ia hanya dihukum kerja paksa selama enam bulan atas dasar kelalaian.

Hukuman tersebut tentunya tak membuat Amelia jera. Selepas dari penjara, Amelia kembali membuka bisnis peternakan bayi miliknya. Untuk menghindari deteksi kepolisian, Amelia seringkali memalsukan identitasnya dan berpindah-pindah lokasi dari satu kota ke kota lain. Ia bahkan berpura-pura gila agar bisa masuk rumah sakit jiwa demi menghindari pengadilan. Takut dengan masa lalunya tentang sertifikat kematian, Amelia bahkan melakukan hal yang lebih kejam lagi. Alih-alih melaporkan kasus kematian bayi yang “diasuhnya” ke pihak berwenang, ia malah membuang jasad bayi-bayi tersebut langsung ke Sungai Thames.

Namun siapa sangka, hal inilah yang menjadi awal dari keruntuhan Amelia.

 

Diadili dan Dieksekusi

Pada tanggal 30 Maret 1896, seorang anak buah kapal barang menemukan sebuah bungkusan yang mengapung di Sungai Thames. Saat dibuka, bungkusan tersebut ternyata merupakan sesosok mayat bayi perempuan, yang teridentifikasi sebagai Helena Fry. Namun, kepolisian kota Reading yang memeriksa bungkusan tersebut juga menemukan sebuah alamat, yang teratas nama Nyonya Thomas, yang seperti telah kita ketahui, Thomas merupakan nama mendiang suaminya.

Hal ini membuat kecurigaan polisi tertuju pada Amelia. Meski demikian, mereka tak punya bukti kuat untuk menuduh Amelia sebagai pelakunya, lebih-lebih menangkap Amelia. Dengan cerdik, kepolisian setempat menggunakan umpan untuk menjebak Amelia. Mereka berpura-pura tertarik akan jasa Amelia dan membuat janji untuk bertemu dengannya. Pada tanggal 3 April 1896, seseorang mengetuk pintu rumahnya. Amelia yang awalnya dibuat antusias akan kedatangan klien baru, kini dibuat terkejut tatkala yang mendatanginya bukanlah seorang klien, melainkan pihak kepolisian yang langsung menggeledah rumahnya.

Seakan saling balas, para polisi pun dibuat terkejut dengan isi rumah Amelia. Meskipun tak ada satu mayatpun yang ditemukan, namun bau mayat terasa begitu menyengat di seisi rumah. Polisi menemukan bukti-bukti kuat akan tindakan kriminal Amelia, berupa isi telegram, pita putih (yang digunakan untuk mencekik bayi hingga tewas), kuitansi iklan, serta surat-surat dari para ibu yang menitipkan bayi-bayinya pada Amelia.

Kali ini Amelia didakwa dengan tuduhan pembunuhan. Pengacara Amelia sempat melakukan pembelaan dengan menganggap bahwa kliennya menderita gangguan jiwa. Meski demikian, Amelia telah dua kali keluar rumah jiwa, sehingga klaim gangguan jiwa yang dilontarkannya dibantah jaksa karena dianggap hanya merupakan alasan baginya untuk kabur.

Amelia dihukum gantung pada tangga 10 Juni 1896. Sepanjang karirnya, Amelia diduga telah melakukan pembunuhan kepada 400 jiwa atau bahkan lebih. Kasus Amelia Dyer pun lantas menarik perhatian pemerintah Inggris, yang kemudian mengatur hukum tentang adopsi menjadi lebih ketat.

Meski demikian, kasus peternakan bayi tidak serta merta berhenti. Dua tahun setelah kematian Amelia, seorang petugas stasiun menemukan sebuah parsel saat sedang memeriksa gerbong barang. Didalamnya, seorang bayi berusia tiga minggu sedang menggigil kedinginan. Untungnya, bayi tersebut masih hidup sehingga bisa diselamatkan.

Bayi tersebut diketahui merupakan anak seorang Janda bernama Jane Hill. Ia menitipkan bayi tersebut kepada seeorang bernama Nyonya Stewart dengan imbalan 15 pounds (setara 1,288 pounds saat ini atau sekitar 25 juta rupiah). Nyonya Stewart mengambil bayi tersebut di Plymouth dan meninggalkannya begitu saja di kereta.

Kuat dugaan, Nyonya Stewart yang diaksud merupakan nama samara dari Polly Dyer, anak dari Amelia Dyer.

 CMIIW as always ^^

 

sumber : Wikipediamurderpedia

 

Gadis Bisu Yang Ditenggelamkan ke Dasar Danau itu Bernama Grace

Bangkit kembali sebagai Naiad, sosok roh air tawar dalam mitologi Yunani Grace the Naiad Masih membahas game Identity V, kali ini Sil mau...