Bangkit kembali sebagai Naiad, sosok roh air tawar dalam mitologi Yunani
Grace the Naiad
Masih membahas game Identity V, kali ini Sil mau mengupas sosok hunter terbaru di game ini, yang bernama Grace the Naiad. Jujur aja, Sil bahkan belum bisa gocek Percy the Undead, dan sekarang sudah ada lagi hunter jenis baru. Haduh, hancur deh winning rate yang memang sudah hancur lebur…
Grace merupakan hunter dengan tingkat kesulitan level 2. Ia memiliki skill layaknya Michiko yang dapat melaju dengan kecepatan tinggi. Hal yang unik dari Grace adalah, ia memiliki watermark yang bila digunakan dengan tepat, dapat memperpendek jangkauan kabur para survivor.
Tapi meskipun menyebalkan, masa lalu Grace ternyata sangat tragis. Bahkan saat membaca latar belakangnya, Sil hampir-hampir menangis saking sedihnya. Saat menelusuri lebih dalam, Sil juga menemukan bahwa Naiad yang merupakan alias dari Grace di game ini, ternyata merupakan sosok Peri Air dalam mitologi Yunani. Hampir mirip dengan Mermaid, tapi enggak bisa dibilang mirip juga.
Yuk kita bahas siapa sebenarnya Grace, dan siapa sebenarnya Naiad.
Sang Dewi Yang Tenggelam di Dasar Danau
It surely is painful, Grace
Alkisah, terdapat sebuah desa nelayan nun jauh disana. Masyarakat desa tersebut hidup dari menjala ikan selama berpuluh-puluh tahun lamanya dan hidup dengan damai. Namun suatu saat, sebuah kutukan menimpa desa tersebut.
Tanpa alasan yang jelas, ikan-ikan disana mendadak terdampar dan mati. Tak hanya itu, para nelayan yang pergi menjala ikan pun tak dapat menemukan apapun, membuat mereka pulang dengan tangan hampa. Akibatnya, perekonomian desa tersebut hancur dan masyarakatnya hidup dalam kemiskinan.
Hal ini berlangsung selama beberapa waktu, hingga pada suatu hari, seseorang menemukan sebuah keranjang ikan mengapung diatas sungai. Ketika diperiksa, yang ada didalamnya ternyata adalah seorang bayi perempuan.
Sebuah keluarga memutuskan untuk mengadopsi bayi tersebut, dan menamainya Grace. Grace tumbuh menjadi seorang anak yang berparas cantik, namun tidak dapat berbicara. Hal ini membuat teman-teman sebayanya merasa enggan untuk bergaul dengannya.
Meski demikian, sebuah keanehan muncul semenjak kehadiran Grace di desa tersebut. Ikan-ikan yang awalnya entah kemana kini kembali muncul dengan melimpah.Para nelayan dapat kembali pulang dengan membawa banyak hasil tangkapan, dan nasib desa tersebut membaik dari waktu ke waktu.
Dengan semua keajaiban yang ada, masyarakat desa mulai percaya bahwa Grace telah menghapus kutukan yang menimpa desa tersebut. Berita pun menyebar dari mulut ke mulut, dan lama kelamaan, orang-orang mulai percaya bahwa Grace merupakan sesosok dewi yang dikirim dari surga. Bahkan, teman-teman Grace yang awalnya tidak menyukai Grace kini mulai ikut memujanya.
Semua keajaiban itu tidak berlangsung lama. Pada saat Grace beranjak dewasa, sebuah kutukan yang sama kembali menimpa desa tersebut. Ikan-ikan kembali terdampar dan mati, dan tak ada lagi hasil tangkapan sama sekali.
Dengan semua hal ini, Grace seharusnya mendapat pemujaan kembali. Namun nyatanya, kali ini masyarakat desa tersebut tidak lagi memuja Grace sebagai penyelamat mereka. Malahan, hal yang mengerikan justru terjadi pada Grace
Ia mulai dianggap telah menelantarkan para pemujanya. Seiring waktu, masyarakat pun beranggapan bahwa Grace merupakan dewi palsu, dan karena mereka telah memuja dewi palsu, maka dewa yang asli pun marah dan kembali menghukum mereka.
Demi meredakan amarah sang dewa asli, sebuah ritual persembahan harus dilakukan, dan mereka tentu membutuhkan korban jiwa untuk hal ini. Siapa lagi orang yang paling cocok untuk menjadi korban persembahan selain Grace?
Karena Grace tidak dapat berbicara, ia tidak dapat melakukan pembelaan apapun. Perasaannya hancur lebur tatkala para warga desa dengan sadis menusuk kakinya dengan tombak, kemudian mengikatnya pada sebuah jangkar yang berat, dan menenggelamkannya hidup-hidup ke dasar danau.
Sedih, marah, dan putus asa, Grace hanya dapat menelan itu semua sambil melihat wajah-wajah puas para warga desa dari dalam air. Seiring dengan tubuhnya yang tenggelam ke dasar danau, kesadaran Grace mulai menghilang, hingga ia pun meninggal di usianya yang masih 19 tahun.
Namun, di alam Manor, ia terlahir kembali dengan nama Naiad. Dengan dendam menyala pada masyarakat desa, ia akan menghabisi siapa saja yang terjebak disana.
Para Roh Air yang Terkenal Cantik Memikat
Dalam game Identity V, kita mungkin beranggapan bahwa Naiad hanya merupakan entitas tunggal berupa Grace seorang. Kenyataannya, Naiad merupakan nama sebuah familia atau kelas, sehingga kita tidak dapat mendefinisikan Naiad sebagai sebuah entitas tunggal. Agar lebih mudah, kita bisa membandingkan kelas Naiad (terdiri atas Undine, Nomia, Daphne, dan lain sebagainya) dengan kelas burung (terdiri atas elang, merpati, camar, dan lain sebagainya)
Nama Naiad sendiri berasal dari nama roh wanita dalam mitologi Yunani. Mereka merupakan anggota nimfa/nymph – roh wanita yang menjaga tempat tertentu – yang menjaga perairan tawar, seperti sungai, danau, dan bahkan sumur. Karenanya, Para Naiad tergolong makhluk air. Bila tubuhnya kering, ia akan sekarat dan mati, sama seperti layaknya mermaid atau putri duyung.
Pada zaman dahulu, Naiad seringkali dipuja oleh kelompok agama tertentu. Di wilayah Lerna (sebuah wilayah penuh rawa-rawa di Yunani Kuno) para remaja yang beranjak dewasa melakukan ritual persembahan kepada Naiad dengan memberi rupa-rupsa sesajen. Hewan kurban pun ditenggelamkan demi memuaskan para Naiad.
Naiad tergolong cantik namun juga mematikan. Literatur Yunani kuno menyebutkan bahwa Hylas, yang merupakan murid dari Hercules, tewas tenggelam akibat terperdaya oleh kecantikan para Naiad. Selain cantik, para Naiad pun tergolong pencemburu. Sebuah catatan Yunani kuno menyebut bahwa seorang penggembala kambing bernama Daphnis dibuat buta oleh Nomia, yang merupakan salah satu jenis Naiad, akibat berselingkuh berkali-kali darinya.
Ilustrasi Hylas yang tenggelam akibat kecantikan para Naiad, dalam lukisan Hylas and The Nymphs (1896) karya John William Waterhouse
Selain cantik dan pencemburu, para Naiad juga ternyata sangat posesif. Ada sebuah kisah unik tentang ini. Suatu hari, putra dari Dewi Aphrodite dan Dewa Hermes yang bernama Hermaphroditus, sedang berpetualag dan menemukan sebuah kolam yang ternyata diisi oleh sejenis Naiad bernama Salmacis. Terperdaya akan ketampanan Hermaphroditus, Salmacis berusaha merayu sang putra dewa, meskipun ditolak olehnya. Saat Hermaphroditus mengira Salmacis sudah meninggalkan kolam, Hermaphroditus pun lantas membuka bajunya dan bermaksud mandi di kolam tersebut. Namun kala ia baru memasuki kolam, Salmacis muncul dari balik pohon dan langsung memeluk serta menciumi Hermaphroditus meskipun Hermaphroditus meronta-ronta. Salmacis kemudian berdoa pada dewa agar mereka tetap bersama dan tidak terpisahkan. Permintaan tersebut dikabulkan oleh para dewa, yang membuat tubuh mereka berdua menyatu untuk selamanya. Penyatuan pria dan wanita, Hermaphroditus, Hermaphrodite, dari sinilah kata ini berasal.
Meski berasal dari mitologi Yunani, cerita-cerita tentang roh air tawar ternyata menyebar hampir di seluruh penjuru Eropa, bahkan di negara-negara Celtic seperti Irlandia, Inggris, dan Perancis. Beberapa jenis Naiad menjadi cukup terkenal saat digunakan dalam kosakata modern, seperti Memphis yang merupakan nama kota di Tenesee, Amerika Serikat (yang juga merupakan nama kota di Mesir Kuno), dan Daphne yang merupakan karakter wanita cantik dalam serial kartun Scooby-Doo. Bahkan di Antartika, sebuah danau dinamakan dari para Naiad, bernama Naiad Lake.
CMIIW as always ^^
Sumber : identity V fandom, wikipedia, greekmythology.com